PERP life cycle dan SDLC (Software Development Life Cycle) adalah dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan dan implementasi sistem perangkat lunak di dalam organisasi. Perbedaan ERP Life Cycle dan SDLC yaitu, ERP life cycle berfokus pada integrasi dan otomatisasi berbagai proses bisnis organisasi, seperti keuangan, persediaan, produksi, serta SDM. Tahapan dalam ERP life cycle mencakup analisis kebutuhan, perancangan sistem, pengujian, pelatihan pengguna, dan juga pemeliharaan.
Disisi lain, SDLC melibatkan serangkaian tahapan yang mencakup analisis kebutuhan, perancangan sistem, pengembangan kode, pengujian, dan implementasi. Software ini juga berguna dalam pengembangan berbagai jenis sistem perangkat lunak, tidak hanya ERP. Dalam artikel ini akan membahas mengenai ERP life cycle vs SDLC, tujuan, analisis implementasi, hingga aspek operasionalnya.
Daftar Isi
Pengertian ERP life cycle dan SDLC
ERP life cycle mengacu pada serangkaian tahapan yang terjadi selama siklus hidup sistem ERP. Siklus ERP mulai dari perencanaan dan analisis kebutuhan organisasi, diikuti oleh desain sistem, pengembangan atau konfigurasi perangkat lunak, implementasi di seluruh organisasi, pengujian, pelatihan pengguna, serta pemeliharaan serta pembaruan sistem. Siklus ini berfokus pada pengelolaan siklus hidup penuh dari implementasi ERP, termasuk pemeliharaan dan peningkatan sistem.
SDLC, atau Software Development Life Cycle adalah metodologi yang berguna dalam pengembangan perangkat lunak. Software mencakup serangkaian tahapan yang meliputi analisis kebutuhan, perancangan sistem, dan pengembangan perangkat lunak. Selain itu, software ini juga membantu dalam mengatur dan mengelola proses pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan yang terstruktur dan terencana. Selain itu, pendekatan SDLC dapat berbeda-beda, seperti metode waterfall, model spiral, atau agile.
Manfaat ERP life Cycle
Siklus ERP memberikan berbagai manfaat yang signifikan bagi organisasi. Dengan menerapkan ERP life cycle, organisasi dapat mengintegrasikan dan mengotomatisasi berbagai proses bisnis mereka. Hal ini membantu meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi redundansi data, karena data dapat berbagi dan dapat aksesan secara terpusat oleh berbagai departemen. Selain itu, sistem ini juga membantu dalam standarisasi proses bisnis di seluruh organisasi sehingga memungkinkan pemantauan yang lebih baik.
Selain itu, sistem ini juga memberikan manfaat dalam hal pemeliharaan dan pembaruan sistem. Melalui tahapan pemeliharaan dan pembaruan yang terencana dalam ERP, organisasi dapat memastikan kinerja yang optimal dan kelancaran sistem ERP mereka. Pemeliharaan sistem termasuk pemantauan, perawatan, serta penyelesaian masalah yang terkait dengan sistem ERP. Sementara itu, pembaruan sistem membantu organisasi untuk mengikuti perkembangan teknologi terkini, memperbaiki kelemahan sistem yang dapat meningkatkan kemampuan dan fungsionalitas.
Manfaat SDLC System
SDLC (Software Development Life Cycle) memberikan beberapa manfaat penting dalam pengembangan sistem perangkat lunak. SDLC membantu dalam mengatur dan mengelola proses pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan yang terstruktur dan terencana. Hal ini memungkinkan pengembang untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pengguna secara efektif, mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan proyek pengembangan, serta juga memastikan kualitas perangkat lunak.
Selain itu, Software Development Life Cycle juga membantu dalam meningkatkan kolaborasi dan komunikasi antara anggota tim pengembangan. Setiap tahap dalam SDLC melibatkan partisipasi dan kontribusi dari berbagai anggota tim, seperti analis bisnis, perancangan sistem, pengembang perangkat lunak, dan pengujian. Melalui SDLC, tim dapat bekerja secara terstruktur, dengan memahami peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim, serta memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari setiap tahap pengembangan.
Perbedaan Utama Antara ERP Life Cycle dan SDLC
ERP life cycle dan SDLC adalah dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan dan implementasi sistem perangkat lunak. ERP life cycle fokus pada siklus hidup lengkap dari implementasi sistem Enterprise Resource Planning. Di sisi lain, softarwe ini merupakan metodologi yang lebih umum yang berguna dalam pengembangan perangkat lunak secara umum, termasuk dalam pengembangan ERP. Berikut adalah perbedaan utama antara siklus hidup ERP dan SDLC:
Perbedaan ERP Life Cycle dan SDLC dari Tujuannya
Siklus ini bertujuan untuk mencapai integrasi yang kuat antara berbagai modul dan proses bisnis dalam organisasi sehingga memungkinkan aliran informasi yang lancar dan koordinasi yang baik antara departemen. Sementara itu, tujuan SDLC adalah untuk menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas, sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan meminimalkan risiko dalam proses pengembangan.
Analisis dari Perbedaan ERP Life Cycle dan SDLC
Dalam siklus ERP, analisis dilakukan untuk memahami kebutuhan bisnis organisasi dan merancang sistem ERP yang sesuai. Analisis ini melibatkan identifikasi proses bisnis yang ada, kebutuhan data, kebutuhan fungsional, dan persyaratan harapan kinerja. Analisis sistem ini juga membantu dalam mengidentifikasi area-area di mana integrasi dan otomatisasi dapat memberikan manfaat terbesar.
Di sisi lain, software ini juga melibatkan tahap analisis yang penting. Analisis kebutuhan pengguna dilakukan untuk memahami kebutuhan dan persyaratan pengguna terhadap pengembangan sistem perangkat lunak. Hal ini melibatkan wawancara dengan pengguna, pemetaan proses bisnis, identifikasi fitur serta memerlukan fungsionalitas yang. Analisis pada software ini membantu dalam merancang desain sistem yang tepat, mengidentifikasi risiko potensial, dan menghasilkan spesifikasi yang jelas untuk pengembangan perangkat lunak.
Desain dari Perbedaan ERP Life Cycle dan SDLC
Desain siklus ERP melibatkan merancang struktur sistem ERP yang akan ada pengimplementasiannya. Hal ini mencakup merancang tata letak modul, aliran informasi antara modul, antarmuka pengguna, dan integrasi dengan sistem yang ada. Sedangkan desain SDLC melibatkan merancang arsitektur perangkat lunak secara keseluruhan. Hal ini mencakup merancang struktur sistem, mengidentifikasi komponen perangkat lunak, menggambarkan aliran data dan kontrol, serta juga merancang antarmuka pengguna.
Implementasi dari Perbedaan ERP Life Cycle dan SDLC
Tahap implementasi pada ERP life cycle melibatkan instalasi perangkat keras dan perangkat lunak yang perlu migrasi data dari sistem yang lama (jika ada), dan pengaturan konfigurasi sistem sesuai dengan kebutuhan bisnis. Selain itu, implementasi juga melibatkan pengujian sistem secara menyeluruh untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan baik dan sesuai dengan harapan.
Sedangkan dalam SDLC, implementasi merujuk pada proses membangun perangkat lunak berdasarkan penentuan desain. Tahap ini melibatkan pengembangan kode, pengujian unit, integrasi komponen perangkat lunak, dan pengujian sistem secara keseluruhan. Implementasi juga melibatkan penyiapan keperluan infrastruktur, seperti server, jaringan, atau lingkungan pengembangan yang relevan.
Consultant role
Dalam ERP life cycle, penasihat bisnis: Sebagai penasihat bisnis, seorang konsultan akan bekerja sama dengan organisasi untuk memahami kebutuhan bisnis, proses operasional, dan pencapaian tujuan melalui implementasi sistem ERP. Di sisi lain, SDLC konsultan dapat berperan sebagai analis bisnis yang membantu organisasi dalam memahami dan merancang solusi perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan bisnis.
Management role
Manajemen memiliki peran strategis dalam menyusun rencana pengimplementasian sistem ERP, mengalokasikan sumber daya apbila perlu, dan memastikan adanya dukungan yang cukup dari seluruh tim dalam organisasi. Sedangkan dalam SDLC, manajemen berperan dalam perencanaan dan pengorganisasian pengembangan perangkat lunak. Manajemen bertanggung jawab untuk mengatur tim pengembangan, mengalokasikan sumber daya yang apabila perlu, serta juga menetapkan tujuan dan jadwal proyek yang realistis.
Operasi
Siklus ERP dalam pengoperasian melibatkan pengoperasian sistem ERP secara sehari-hari dalam organisasi. Tim pengoperasian bertanggung jawab untuk memastikan software ini berjalan dengan baik, memantau kinerja sistem, dan menangani masalah yang muncul. Dalam SDLC, hal ini melibatkan pengelolaan perangkat lunak setelah dikembangkan dan dirilis. Tim operasi bertanggung jawab untuk menjaga kinerja perangkat lunak, mengelola perbaikan bug atau kesalahan serta juga mengimplementasikan pembaruan atau peningkatan fungsionalitas.
Kesimpulan
ERP life cycle dan SDLC merupakan dua pendekatan yang berbeda dalam pengembangan dan implementasi sistem perangkat lunak. Siklus ini berfokus pada siklus hidup penuh dari implementasi sistem ERP, dengan tujuan mengintegrasikan dan mengotomatisasi berbagai proses bisnis dalam organisasi. Sementara itu, software digunakan dalam pengembangan perangkat lunak secara umum, termasuk dalam pengembangan ERP, dengan tujuan menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Agar kegiatan operasional bisnis Anda terbantu dalam segi fungsi, dan tujuan dari sistem tersebut. Salah satu rekomendasi ERP yang bisa Anda gunakan adalah sistem ERP dari Koneksi. Software ERP Koneksi ini sudah teruji sangat efektif untuk memacu perkembangan perusahaan di berbagai skala bisnis dan bidang industri apapun. Dapatkan demo gratis software Koneksi di sini.
Comments are closed.