Dead stock adalah istilah yang sering perusahaan gunakan, khususnya dalam bidang inventory management atau logistik yang mengacu pada produk yang tidak terjual dalam periode waktu yang lama. Dead stock seringkali terjadi karena berbagai faktor, seperti perubahan tren atau gaya hidup, kesalahan peramalan permintaan, ataupun kegagalan dalam menerapkan strategi pemasaran.
Kemudian, dead stock dapat menjadi masalah serius bagi perusahaan karena dapat menyebabkan kerugian finansial, pengikisan laba, dan mempengaruhi keberlanjutan bisnis. Selain itu, dead stock juga dapat merujuk pada produk yang sudah kadaluarsa atau rusak sehingga tidak dapat perusahaan jual. Oleh karena itu, inventory management yang efektif dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi jumlah dead stock yang ada dalam perusahaan.
Daftar Isi
Penyebab Terjadinya Dead Stock pada Inventory Management
Setelah mengetahui apa itu dead stock, Anda perlu mengetahui lebih jelasnya mengapa hal ini dapat terjadi. Sebelumnya kami sudah menyebutkan bahwa permasalahan ini terjadi karena beberapa faktor, seperti misalnya terjadinya perubahan tren pada pasar sehingga jumlah permintaan dari pasar mengalami perubahan. Maka dari itu, berikut adalah beberapa alasan terjadinya dead stock pada inventory management, yaitu:
1. Kesalahan dalam membaca permintaan pasar
Kesalahan ini merupakan alasan utama yang menyebabkan dead stock, pasalnya perusahaan tidak dapat membaca pergerakan pada grafik permintaan pasar. Hal ini yang memungkinkan perusahaan kesulitan dalam menentukan seberapa banyak jumlah produk yang akan mereka produksi. Kondisi ini terjadi karena perusahaan tidak melakukan riset terlebih dahulu secara tepat sehingga mereka tidak mengetahui langkah-langkah yang akan mereka tempuh.
Selain itu, mereka akan mengalami kerugian jikalau mereka memproduksi barang terlalu banyak sehingga barang tersebut akan mengalami penurunan secara kualitas. Biasanya barang yang terlalu lama berada di gudang akan mengalami penurunan pada kualitasnya sehingga beberapa perusahaan akan melakukan strategi penjualan dengan diskon besar-besaran atau cuci gudang. Dengan demikian, perusahaan harus melakukan langkah yang tepat untuk bisa membaca situasi pasar saat ini.
2. Perubahan gaya hidup
Perubahan gaya hidup konsumen dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk tertentu. Jika terjadi pergeseran tren atau preferensi konsumen, produk yang sebelumnya populer bisa mengalami penurunan permintaan secara tiba-tiba. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya dead stock karena persediaan yang ada tidak laku terjual. Oleh karena itu, perusahaan akan kehilangan daya tariknya sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan pemasukan.
3. Kegagalan penerapan strategi pemasaran
Setiap perusahaan pastinya akan menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Akan tetapi, beberapa perusahaan akan mengalami kegagalan dalam menerapkan strategi pemasarannya. Seperti misalnya, perusahaan tidak memperhatikan dengan baik terhadap kualitas produk yang mereka hasilkan, maka kemungkinan besar mereka akan sulit terjual dan berisiko menjadi dead stock. Kondisi ini terjadi karena konsumen cenderung menghindari produk yang memiliki kualitas yang buruk atau cacat.
Terlebih lagi, jika perusahaan tidak melakukan pembaruan inovasi pada produk, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menarik minat konsumen. Selain itu, perusahaan akan merasakan bahwa konsumen yang mereka lihat akan mulai beralih ke produk yang lebih inovatif atau sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, produk yang tidak inovatif akan mengalami penurunan permintaan dan berakhir menjadi dead stock.
Pengaruh Dead Stock untuk Perkembangan Operasional Bisnis
Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa dead stock merupakan istilah yang mengacu pada produk yang tidak laku atau menumpuk di gudang. Maka dari itu, dead stock akan mempengaruhi operasional bisnis yang akan berdampak kepada berjalannya aktivitas perusahaan. Berikut ini terdapat 4 dampak utama yang akan perusahaan rasakan ketika terjadinya permasalahan ini:
1. Penurunan pendapatan
Dead stock adalah suatu kondisi di mana barang yang perusahaan produksi tidak laku terjual dan hanya tersimpan di dalam gudang sehingga tidak menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Maka dari itu, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan pendapatan secara keseluruhan dan mempengaruhi kesehatan keuangan perusahaan.
2. Biaya penyimpanan yang meningkat
Selain penurunan pendapatan, fenomena dead stock ini membuat beban baru bagi perusahaan karena permasalahan produk yang menumpuk itu masih memerlukan ruang penyimpanan di gudang perusahaan. Maka, hal ini berarti perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyimpan sejumlah produk tersebut. Biasanya, biaya penyimpanan yang harus perusahaan bayarkan meliputi biaya sewa gudang, biaya perawatan barang, dan biaya administrasi terkait.
3. Penghambatan arus kas
Kemudian, permasalahan dead stock ini akan berdampak negatif kepada pergerakan modal perusahaan yang tidak dapat perusahaan pakai secara cepat dan mengurangi likuiditas. Hal ini disebabkan karena modal yang terjebak dalam persediaan yang tidak bergerak dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengalokasikan dana ke area bisnis lain yang lebih produktif atau memenuhi kebutuhan keuangan yang mendesak. Dengan demikian, permasalahan ini akan berdampak kepada penurunan produktivitas perusahaan.
4. Kehilangan nilai barang
Seiring berjalannya waktu, nilai barang yang tergolong sebagai dead stock cenderung mengalami penurunan. Pasalnya, produk yang tidak terjual tersebut dapat mengalami penurunan nilai karena terjadinya perubahan tren, kerusakan, atau kadaluwarsa. Oleh karena itu, hal ini akan berdampak negatif pada nilai persediaan dan laba yang perusahaan hasilkan.
Cara Mengatasi Dead Stock
Permasalahan ini sangat berdampak kepada operasional perusahaan yang akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang seharusnya bisa perusahaan dapatkan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perusahaan harus bisa melakukan pengelolaan yang tepat agar sejumlah produk tersebut dapat menarik minat konsumen.
Kemudian, untuk menarik minat tersebut, perusahaan dapat menggunakan strategi promosi dan diskon untuk mendorong penjualan produk yang tidak laku terjual. Misalnya, perusahaan dapat memberikan penawaran khusus seperti diskon, bundling produk, atau program loyalitas dapat memikat pelanggan untuk membeli barang tersebut. Dengan mengurangi harga atau memberikan insentif, perusahaan dapat mengubah dead stock menjadi aliran pendapatan yang positif.
Selain itu, perusahaan dapat menjalin kerja sama dengan mitra bisnis atau outlet lain untuk menjual dead stock. Misalnya, perusahaan dapat bekerja sama dengan toko-toko online atau outlet grosir yang mungkin memiliki pasar yang berbeda atau pelanggan yang tertarik pada produk tersebut. Dengan demikian, mengoptimalkan saluran distribusi tersebut dapat membantu perusahaan untuk mengurangi dead stock.
Koneksi sebagai Solusi Sistem Inventory Management Terbaik
Koneksi merupakan solusi sistem inventory management yang dapat membantu perusahaan dalam mengatasi berbagai tantangan dalam manajemen persediaan. Dengan menggunakan software inventory management dari Koneksi, perusahaan dapat memperoleh sejumlah manfaat yang signifikan. Sistem inventory management dari Koneksi menyediakan beberapa fitur yang dapat membantu Anda mengelola persediaan produk sehingga sistem ini dapat meminimalisir terjadinya dead stock.
Fitur yang tersedia di dalam sistem ini, seperti multi-store stock request management yang berfungsi mempercepat proses approval stock request dalam satu proses, multi-unit of measurement yang dapat membantu memudahkan Anda dalam melakukan perhitungan stok dan accurate stock aging analysis yang dapat membantu Anda dalam memantau expiry date secara real time.
Kesimpulan
Dead stock merupakan kondisi di mana perusahaan memiliki persediaan produk yang tidak terjual dan tidak memiliki nilai ekonomis. Hal ini bisa menjadi masalah serius bagi perusahaan karena dead stock menghambat pergerakan modal perusahaan, memakan ruang penyimpanan, dan berpotensi mengurangi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah dead stock, perusahaan perlu memiliki sistem inventory management yang efektif dan terintegrasi.
Salah satu solusi yang dapat membantu perusahaan dalam mengatur persediaan produk dengan lebih baik adalah menggunakan software inventory dari Koneksi. Sistem ini dirancang untuk memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap persediaan produk, memungkinkan perusahaan untuk melacak penjualan dan stok secara real-time dan melakukan peramalan permintaan yang lebih akurat. Dengan menggunakan sistem inventory management yang efektif dari Koneksi, perusahaan dapat mengidentifikasi dead stock dengan cepat, mengurangi risiko terjadinya dead stock di masa depan, dan mengoptimalkan pengelolaan persediaan untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungan perusahaan.
Comments are closed.